Saturday 1 June 2013

Otobiografi Soeharto

Untuk mengisi liburan panjang, gue mencoba untuk mengerjakan hal-hal yang berguna. Selain bantu-bantu mama di dapur *akhirnya bisa masak! yes!* dan bersih-bersih rumah, gue nyempetin untuk baca buku tebel. Maklum lah, gue calon anak sastra, jadi harus rajin-rajin baca buku. Ya walaupun faktanya gue paling males baca buku, hahaha. 

So, kemarin gue gak sengaja lihat buku Otobigrafi Soeharto di lemari buku bokap. Bekal penasaran sama siapa sih Soeharto sebenernya, gue akhirnya baca deh otobiografinya. Dan hasilnya, gue banyak dapet informasi yang sebelumnya gak pernah gue duga. Dan banyak juga wejangan-wejangan berupa nasihat dan pedoman hidup ala masyarakat Jawa dari beliau. 

Menurut cerita nyokap dan beberapa guru sewaktu gue SD dan SMP, Soeharto dikenal kejam dan diktator. Gak ada yang berani untuk menentang beliau. Bahkan banyak sastrawan yang ditangkap jika nulis macem-macem mengenai beliau. Gue nggak tau sih itu fakta bener apa kagak karena gue juga belum hidup di jaman segitu. 

Tapi setelah gue baca otobigrafinya, gue baru tau semuanya.

Beberapa fakta sejarah yang mungkin lo pada gak tau juga dijelaskan di buku ini. Nah, gue bakal jelasin nih beberapa fakta-fakta sejarah tersebut yang buat gue kaget juga.

Inget gak waktu Agresi Belanda 1? Itu adalah tragedi dimana Belanda menyerang Indonesia kembali yang sudah merdeka. Faktanya, reaksi dunia internasional amat besar disini. Pemerintah Syria memprotes keras tindakan kejam Belanda tersebut. India dan Autralia juga mengajukan permintaan kepada Dewas Keamanan PBB agar menyelesaikan masalah itu. Bahkan India, Pakistan, Muangthai melarang perusahaan penerbangan Belanda mendaratkan pesawat-pesawat mereka di negara-negara tersebut. Banyak pula mahasiswa-mahasiswa dan buruh pelabuhan Australia berdemonstrasi di depan gedung Kedutaan Besar Belanda. See? Ternyata bukan cuma kita aja yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia, tapi negara-negara lain juga berjuang menyelamatkan kita :)

Inget gak peristiwa G-30S PKI? Peristiwa yang nggak manusiawi itu menelan tujuh jenazah jenderal-jenderal besar. Dan lo tau gak kenapa jenderal-jenderal itu yang dibunuh? Jenderal-jenderal itu dibunuh karena mereka difitnah oleh para penghianat. Setelah membaca dengan seksama, sewaktu terjadinya peristiwa memilukan tersebut, Pak Soeharto yang memimpin Angkatan Darat tahu benar untuk jangan percaya begitu saja dengan orang, bahkan dengan teman dekat sendiri. Terjadi perbedaan pendapat pula antara Presiden Soekarno dan Soeharto, dimana Presiden Soekarno malah menganggap enteng peristiwa G-30S PKI itu. menurutnya, peristiwa itu hal yang biasa, een rimpeltje in de ocean (sebuah riak kecil di samudera)

Dan parahnya, sebelum Soeharto mengumumkan di radio bahwa dirinyalah yang memimpin keamanan Indonesia saat itu, beberapa penghianat telah datang ke tempat Presiden Soekarno dan membujuk Presiden Soekarno agar tidak mempercayai Soeharto. Tapi akhirnya, Presiden Soekarno tetap menyerahkan kendali keamanan kepada Soeharto dan menyuruh Soeharto untuk menuntaskan semuanya. Kebayang gak kalau saat itu Soekarno percaya pada para Penghianat itu? Bisa lebih gawat lagi keadaannya.

Perselisihan dan perbedaan pendapat Soeharto dan Presiden Soekarno bukan hanya disitu saja. Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan para mahasiswa di sejumlah daerah setelah peristiwa G-30S PKI berlalu. Para mahasiswa itu menuntut Presiden Soekarno untuk membubarkan PKI secepatnya. Disini mahasiswa banyak mendukung gerakan-gerakan Soeharto yang mendengarkan opini mahasiswa dan mengadakan kerjasama dengan para mahasiswa tersebut. Inilah yang mendukung terjadinya dualisme kepemimpinan pada saat itu.

Tapi Presiden menolak untuk menuruti kemauan mahasiswa. Presiden Soekarno merasa para mahasiswa tersebut sudah keterlaluan. Bahkan para mahasiswa juga membawa-bawa masalah pribadi Soekarno dalam berdemonstrasi, seperti menulis, "Stop impor istri" di spanduk mereka.

Kekacauan ini dikarenakan Presiden Soekarno yang menganut paham NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis). Paham yang dipopulerkan Presiden Soekarno ini sudah terkenal di pelbagai penjuru dunia. Paham tersebut memang bertujuan untuk menyatukan Indonesia dan menentang imperialisme dan kolonialisme. Namun kenyataannya, paham tersebut berbanding terbalik dengan Pancasila. Bahkan banyak pihak yang berpikir bahwa ada kemungkinan Presiden Soekarno terlibat dalam G-30S PKI.

Membubarkan PKI menurut Soekarno, hanya akan mencoreng nama baiknya dari dunia internasional. Ya ngerti sih, PKI adalah gerakan komunis, dan Presiden Soekarno juga mendukung komunisme. Jika beliau menghapus PKI, itu seperti menjilat ludah sendiri, begitu.

Dilain pihak, Soeharto tetap berpendirian pada Pancasila. Beberapa kali Soeharto mencoba berunding dan membujuk Presiden Soekarno untuk menuruti keinginan mahasiswa agar tidak terjadi pergolakan yang berkepanjangan. Atas bantuan dari beberapa pihak, akhirnya Presiden Soekarno menyetujui gerakan Soeharto untuk memberantas PKI dengan mengeluarkan SUPERSEMAR.

Supersemar sendiri pun sebenarnya berisi tentang pemindahan kekuasaan keamanan yang awalnya dipegang oleh Presiden Soekarno yang kemudian diserahkan kepada Soeharto. Surat tersebut berisi agar Soeharto mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk mengamankan kestabilan pemerintahan serta menjamin keselamatan pribadi Presiden demi keutuhan bangsa.

Presiden Soekarno dikira hanya memikirkan dunia politik saja. Bapak revolusi itu memang sangat berambisi untuk menjadi tokoh dunia. Disisi lain, Soeharto dan para pejabat lainnya pusing memikirkan perekonomian yang saat itu sedang rusak-rusaknya.

Dari alasan-alasan itulah para menteri dan pejabat, bahkan MPR, membujuk Soeharto untuk menggantikan Presiden Soekarno. Dan lahirlah Orde baru yang dipimpim Presiden Soeharto.

Gue rasa cukup untuk bahas sejarahnya.Kini kita intip kehidupan pribadi Soeharto.

Banyak yang salah kaprah atas silsilah keluarga Soeharto. Awalnya, banyak yang beranggapan Soeharto lahir dan dibesarkan di keluarga ningrat. Padahal, Soeharto lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Faktanya, Soeharto adalah korban dari perceraian orangtuanya. Ayahnya beberapa kali menikah sehingga Soeharto dibesarkan bersama kakak adik tirinya yang lain.

Soeharto dididik dengan kehidupan yang apa adanya. Beliau banyak menghabiskan waktunya di sawah dan membantu pamannya yang bekerja sebagai petani. Pantas saja, hingga Soeharto menjabat presidenpun, beliau tetap memuliakan para petani.

Sewaktu kecil, Soeharto sering diejek teman-temannya dengan sebutan "den bagus tahi mabul (tahi kering)".

Semasa sekolah dulu, Soeharto sering sekali berpindah-pindah sekolah. Ia sering dititipkan oleh bibi dan pamannya. Menurut ayah Soeharto, Pak Kertosudiro, jika Soeharto terus tinggal di desa, ia tidak akan menjadi orang. Hal ini memang benar adanya. Setelah dipindahkan di Wuryantoro, Soeharto mendapat pendidikan yang lebih baik.

Bakal panjang sih kalau gue ceritain masa kecilnya Pak Soeharto. Tapi cerita-cerita beliau di buku ini sangat-sangat interesting. Bikin gue ketagihan bacanya. Gue aja nggak nyangka, orang kaya gue (yang paling males bahas sejarah) bisa larut dalam halaman demi halaman buku ini. Apalagi saat membahas bagaimana Soeharto mendapat jodoh. Mau tau gimana?

Beda sama Pak Habibi yang memutuskan jodohnya sendiri, Pak Soeharto malah dijodohin. Saat itu beliau berumur 26 tahun. Keluargalah yang mendesak Soeharto untuk cepat-cepat menikah. Awalnya Pak Soeharto tidak terlalu tertarik untuk menikah, apalagi masih banyak urusan kemiliteran yang harus ia kerjakan.

"Alhasil, perkawinan kami tidak didahului dengan cinta-cintaan seperti yang dialami oleh anak muda di tahun delapan puluhan sekarang ini. Kami berpegangan pada pepatah, "witting tresna jalaran saka kulina". Datangnya cinta karena bergaul dari dekat."

Walaupun dijodohin, tapi akhirnya pernikahan Soeharto dengan Siti Hartinah langgeng sepanjang masa. Keren ya :D

Ada yang pernah dengar gak tentang pembunuh bayaran? Sooeharto tidak mengiyakan, namun yang terjadi di masa pemerintahannya ia lakukan untuk menjaga kestabilan nasional, agar tidak muncul PKI-PKI berikutnya. Gue juga ngerti, kenapa banyak sastrawan yang ditangkap jaman itu. itu semata-mata sebagai tindakan atas segala jenis aksi yang tidak sejalur dengan Pancasila yang memungkinkan munculnya penghianatan dan masalah yang mengancam  keamanan negara.

Pembangunan TMII (Taman Mini Indonesia Indah) juga didukung dari ide Soeharto dan istrinya. Mereka ingin membangun tempat rekreasi yang bisa dijadikan sebagai tempat hiburan dan pendidikan. Walaupun banyak yang beranggapan pembangunan TMII hanya sebagai manipulasi politik, tapi toh akhirnya itu semua gak benar. Malah pembangunan TMII menambah devisit negara.

Banyaaaaak banget yang gue dapat abis baca Otobigrafinya beliau. Dan terlalu banyak juga yang mesti gue bocorin tentang nih buku. Mulai dari bagaimana sistem kemiliteran Indonesia, politik, budaya masyarakat Jawa, nasihat, dan cerita-cerita hidup beliau yang sangat sederhana. Bagi yang penasaran, silahkan baca sendiri ya. Gue jamin seru deh. Apalagi ditambah foto-foto semasa hidup Soeharto. (Sebenarnya gue gak baca habis nih buku, karena hampir semuanya tentang politik. Dan.. gue benci politik. Haha.)

Walaupun mungkin banyak yang gak suka dengan Soeharto, tapi kita harus tetap menghargai dan mengakui kehebatan beliau dalam memimpin Indonesia ini. Tercapainya swasembada beras, pembangunan yang sangat cepat, pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan, bahkan pernah didaulatnya Indonesia sebagai salah satu negara teraman di dunia. Dan kita harus berterimakasih kepada beliau atas jasa-jasanya yang telah mengharumkan nama bangsa :)

Sekian deh artikel tentang Mantan Presiden Indonesia 2, Pak Soeharto. Nasihat yang paling ngena selama baca nih buku adalah, mikul dhuwur mendhem jero. Seperti halnya Soeharto, kita juga wajib nih untuk menjunjung tinggi orang tua kita. Sebaliknya, apabila kita tahu ada kesalahan- kesalahan yang diperbuat oleh mereka, hendaknya kita tidak perlu mengungkit-ungkit. "Adalah kewajiban kita jua untuk berusaha menebus segala kekurangan dan kesalahan mereka itu, dan menjaga jangan sampai kita sendiri membuat kesalahan yang sama". By the way, Selamat hari lahirnya Pancasila :))

No comments: